Sport
Kamis, 14 Desember 2023 - 11:06 WIB

Vigit Waluyo Tersangka Mafia Bola, Belum Ditahan karena Sakit

Newswire  /  Abu Nadzib  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mantan pengelola sejumlah klub sepak bola, Vigit Waluyo jadi tersangka mafia bola. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Salah satu tokoh sepak bola Indonesia, Vigit Waluyo, ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pengaturan skor atau match fixing.

Vigit yang pernah menangani sejumlah klub di Tanah Air belum ditahan aparat kepolisian karena sedang dalam kondisi sakit.

Advertisement

Selain Vigit, ada tujuh orang lagi yang masuk pada mafia bola meliputi wasit, asisten wasit, kurir hingga manajer tim sepak bola.

Berdasarkan informasi, kasus yang diusut Polri dan melibatkan Vigit terjadi di Liga 2 tahun 2018 silam.

Advertisement

Berdasarkan informasi, kasus yang diusut Polri dan melibatkan Vigit terjadi di Liga 2 tahun 2018 silam.

“Ada salah satu aktor intelektual pengatur skor yang mungkin namanya cukup malang melintang di dunia pesepakbolaan dengan inisial VW (Vigit Waluyo),” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, seperti dikutip Solopos.com dari Antara, Kamis (14/12/2023).

Menurut Kapolri, nama Vigit Waluyo sudah dikenal di kalangan sepak bola nasional terindikasi mafia sejak 2008 dan tidak pernah tersentuh hukum.

Advertisement

“Kami temukan ada upaya pengaturan skor agar klub yang akan terdegradasi (bisa) lolos,” kata Sigit.

Vigit Waluyo merupakan satu dari delapan orang tersangka kasus mafia bola pengaturan skor pertandingan sepak bola kompetisi Liga 2 yang terjadi pada November 2018.

Kepala Satgas Anti-Mafia Bola Inspektur Jenderal Polisi Asep Edi Suheri menjelaskan kedelapan orang tersangka itu terdiri atas empat orang wasit masing-masing berinisial K, RP, AS, dan R, serta satu orang asisten manajer klub berinisial DRN.

Advertisement

Kemudian satu LO wasit berinisial KM dan seorang kurir berinisial GAS yang masih berstatus DPO (daftar pencarian orang).

“Satu orang pelobi berinisial VW, yang disampaikan Kapolri,” kata Asep.

Dalam kasus ini, kata Asep, ditemukan indikasi keterlibatan pihak klub sepak bola dalam praktik pengaturan skor atau match fixing dengan cara melobi perangkat wasit dan memberikan sejumlah uang untuk memenangkan salah satu klub dalam pertandingan sepak bola.

Advertisement

Pihak klub mengaku telah mengeluarkan uang sebanyak lebih kurang Rp1 miliar untuk melobi para wasit pada sejumlah pertandingan.

Kemudian, penyidik Satgas Anti-Mafia Bola telah memeriksa 17 orang saksi, delapan saksi ahli yang terdiri atas enam ahli pidana, satu ahli perwasitan dari PSSI dan satu ahli perwasitan dari FIFA yang berdomisili di Penang, Malaysia.

“Dapat kami sampaikan juga bahwa kami telah melakukan kegiatan rekonstruksi sebanyak 97 adegan terkait dengan pertandingan klub X dan Y,” katanya.

Berdasarkan keterangan ahli perwasitan, terdapat 23 kejanggalan pada keputusan wasit yang diduga berhubungan dengan praktik suap kepada para tersangka.

“Penyidik juga telah mengamankan sejumlah barang bukti,” tambah Asep.

Perkembangan penanganan perkara tersebut saat ini telah dilaksanakan pelimpahan berkas ke Kejaksaan Agung dan menunggu pelimpahan tersangka serta barang bukti ke jaksa penuntut umum (JPU) atau P-21.

“Kami perlu sampaikan bahwa berkas perkara match fixing ini telah kami kirimkan kembali kepada pihak Kejaksaan Agung pada Kamis, 7 Desember 2023, dan telah mendapat petunjuk dari tim JPU dan kami sedang kami menunggu untuk pelimpahan berkas P-21,” kata Asep.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif