SOLOPOS.COM - Pemain Real Madrid, Vinicius Junior. (Instagram/@vinijr).

Solopos.com, SOLO–Pemain Real Madrid Vinicius Junior menunjukkan bukti suporter sepak bola di Liga Spanyol La Liga sering bertindak rasis kepadanya.

Bukti itu dalam bentuk video dan diunggah di akun Instragram pribadinya, @vinijr, Senin (22/5/2023).

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

Video itu disertai pernyataan Vinicius mengenai rasisme yang seolah sudah lumrah di La Liga dan tanpa ada tindakan lebih lanjut kepada pelaku maupun klub.

Pantauan Solopos.com, hingga Selasa (23/5/2023) pukul 10.24 WIB video yang diunggah pesepak bola berkebangsaan Brasil itu telah disukai sebanyak 4,23 juta kali dan mendapat 205.403 komentar.

Video tersebut terdiri atas beberapa potongan video yang menggambarkan kelompok suporter meneriakkan kata mono yang berarti monkey atau kera/monyet, baik di dalam maupun di luar stadion. Ada juga yang meneriakkan hu hu hu seperti perilaku kera.

Bahkan, ada kelompok suporter yang meriakkan kalimat merendahkan dengan diucapkan secara bersama-sama yang dalam bahasa Indonesia berarti Vinicius disamakan dengan kera.

Gabungan video-video itu menunjukkan peristiwa dirinya menjadi korban tindak rasisme yang berulang-ulang. Setiap potongan video tersebut diberi keterangan tempat dan waktu terjadinya peristiwa.

Ada video yang merekam peristiwa dirinya menjadi korban rasisme di Madrid, 19 September 2022; di Valladolid, 30 Desember 2022; Mallorca, 5 Februari 2023; Barcelona, 23 Maret 2023; dan yang terbaru di Valencia, 21 Mei 2023.

Dalam unggahannya, Vinicius memberi pernyataan yang secara umum menggambarkan dirinya kerap mendapat perlakuan rasis ketika bermain di kandang lawan.

Peristiwa semacam itu terus berlanjut di beberapa kota di Spanyol, bahkan di pertandingan yang disiarkan televisi.

Dia menyebut selama tidak ada pihak yang memproses kejahatan itu, terlebih pihak yang membuat permintaan maaf.

Vinisius mempertanyakan mengapa tidak ada proses hukum kepada para pelaku dan tidak ada hukuman untuk klub.

Berikut pernyataan lengkap Vinicius yang sudah ditransleterasi:

“Setiap putaran jauh dari rumah adalah kejutan yang tidak menyenangkan. Dan ada banyak musim ini. Harapan kematian, boneka yang digantung, banyak jeritan kriminal… Semua terdaftar.

Tapi pidatonya selalu jatuh pada “kasus terisolasi”, “penggemar”. Tidak, ini bukan kasus yang terisolasi. Itu adalah episode berkelanjutan yang tersebar di beberapa kota di Spanyol (dan bahkan dalam program televisi).

Buktinya ada di video. Sekarang saya bertanya: berapa banyak dari rasis ini yang nama dan fotonya diekspos di situs web? Saya jawab untuk memudahkan: nol. Tidak ada yang menceritakan kisah sedih atau membuat permintaan maaf publik palsu itu.

Apa yang hilang untuk mengkriminalisasi orang-orang ini? Dan menghukum klub secara sportif? Mengapa sponsor tidak mengenakan biaya La Liga? Tidakkah televisi repot-repot menyiarkan kebiadaban ini setiap akhir pekan?

Masalahnya sangat serius dan komunikasi tidak lagi berfungsi. Tidak menyalahkan saya untuk membenarkan tindakan kriminal juga. Ini bukan sepakbola, ini tidak manusiawi.”

Sebelumnya, Vinicius mengungkapkan kekesalannya setelah kembali mendapat diskriminasi dan perlakuan rasis saat Madrid melawan Valencia pada laga lanjutan La Liga, Minggu lalu.

Pemain sayap berusia 22 tahun itu sampai menunjuk ke bangku penonton setelah mendapati pelecehan verbal dari pendukung tuan rumah saat Madrid kalah 0-1 di kandang Valencia.

Kiper Madrid Thibaut Courtois mengatakan ia mendengar sorakan yang menggunakan kata-kata “monyet” pada awal laga. Pelatih Madrid Carlo Ancelotti juga merasakan atmosfer rasis di Mestalla.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya