Sport
Rabu, 12 Februari 2014 - 15:22 WIB

WNBL 2014 : Sritex Dragons Akui Keunggulan Surabaya Fever

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tim Sritex Dragons. (DokJIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)


Solopos.com, SOLO
– Tim putri Sritex Dragon Enduro Solo harus mengakui keunggulan Surabaya Fever dengan skor 55-74 pada kompetesi Speedy Womens National Basketball League (WNBL) Seri II 2014 di GOR Sretex Arena Solo, Rabu (12/2/2014).

Kekalahan ini membuat Sritex, yang tampil sebagai tuan rumah, tak mampu memenuhi targetnya untuk menyapu bersih kemenangan di tiga laga kandangnya.

Advertisement

Kapten Sritex Maharani Adhipuspitasari Cs pada quarter pertama hanya memperoleh delapan poin, sedangkan lawannya mampu mengumpulkan 20 poin melalui Sumiati Sutrisno Raisa Hamidah.

Memasuki quarter kedua, Sritex meningkatkan tempo permainan dengan melakukan pertahanan ketat dan permainan cepat, tetapi masih belum mampu membendung serangan Fever, dan tertinggal dengan kedudukan 28-34.

Di quarter ketiga, keunggulan Fever kian menjadi-jadi dengan keunggulan 58-38. Ketertinggalan ini tak membuat Sritex putus asa dan terus melakukan serangan gencar. Namun, kokohnya pertahanan Fever sulit ditembus dan justru tampil kian dominan untuk menyudahi perlawanan tuan rumah 74-55.

Advertisement

Meski kalah, Sritex mampu mengirimkan pemainnya tampil sebagai top performer, yakni Yulinda Wati, dengan torehan tertinggi 20 poin. Sementara, di kubu Fever, koleksi poin tertinggi diraih secara merata oleh Raisa Hamidah dan Sumiati Sutrisno, dengan 13 poin.

Pelatih Sritex Dragon Enduro Solo, Pek King Day, mengatakan bahwa kekalahan timnya karena karena pertahanan jelek, mereka gampang sekali diterobos pemain Fever untuk meraih poin. “Pemainnya tampil teruburu-buru, sehingga egois,” kata Pek King Day, seperti dilansir Antara, Rabu.

“Lawannya bermain bagus terutama saat pertahanan.”

Advertisement

Pelatih Surabaya Fever Risdianto, mengatakan, kemenangan timnya karena pertahanan kolektif bagus. Timnya lebih ada peningkatan dibanding seri pertama di Jakarta.

“Kami lebih banyak memperbaiki pertahanan agar tak mudah diterobos,” beber Risdianto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif