SOLOPOS.COM - Bagian depan Stadion Sriwedari dengan tulisan penanda sebagai Monumen Pekan Olahraga Nasional (PON) I. (pariwisatasolo. surakarta.go.id)

Solopos.com, SOLO – Banyak yang menganggap Stadion Sriwedari, Solo,  sebagai stadion tertua dan mencatatkan banyak sejarah olahraga nasional di Indonesia. Stadion Sriwedari digunakan sebagai lokasi Pekan Olahraga Nasional (PON) pertama di Indonesia. Namun, sejarah mencatat Stadion Sriwedari bukan stadion tertua di Indonesia.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, Stadion Menteng lebih tua dari Stadion Sriwedari. Stadion di Jl. HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat itu merupakan lapangan yang didirikan tahun 1921 dengan nama Voetbalbond Indische Omstreken Sport (Viosveld).

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

Baca Juga: Didukung Gibran, Museum Persis Solo Bakal Dibangun di Stadion Sriwedari

Dikutip dari situsbudaya.id, Senin (28/3/2022), stadion itu dirancang oleh arsitek Belanda, F. J. Kubatz dan P. A. J. Moojen. Seiring berjalannya waktu, Stadion Menteng digunakan klub asal Jakarta, Persija. Stadion itu lantas melahirkan legenda pemain sepak bola Indonesia seperti Djamiat Kaldar, Abdul Kadir, Iswadi Idris, Anjas Asmara, dan Ronny Pattinasarani.

Pada 1975, Surat Keputusan Gubernur Jakarta menetapkan stadion itu sebagai salah satu kawasan cagar budaya yang harus dilindungi.

Baca Juga: Hadir di Bali, Erick Thohir Dimintai Oleh-Oleh Pemain untuk Persis Solo

Lalu, Stadion Gajayana juga lebih tua dari Stadion Sriwedari. Stadion yang berada di Malang itu dibangun pada tahun 1924 dan pengerjaannya memakan waktu dua tahun oleh inisiatif Bussemaker pada 1 April 1924 yang saat itu menjabat sebagai Wali Kota Malang. Stadion Gajayana dibangun dengan biaya 100.000 gulden.

Nama, Gajayana diambil dari sosok raja Kanjuruhan bernama Prabu Gajayana yang bertakhta selama 29 tahun pada 760-789 M. Semula stadion ini hanya berkapasitas 5.000 penonton. Namun, pada tahun 1990 stadion ini direnovasi hingga dapat menampung 17.000 penonton.

Atas Perintah

Sementara itu, Stadion Sriwedari menjadi stadion legendaris Indonesia. Stadion Sriwedari dibangun pada 1932 atas perintah Sri Sultan Pakubuwono X. Stadion itu dalam perkembangannya pernah dijadikan lokasi PON I pada 1948.

Namanya, kemudian berubah menjadi Stadion R. Maladi di tahun 2003 untuk menghormati jasa R. Maladi sebagai sosok Tentara Pelajar yang gigih bertempur melawan Belanda.

Baca Juga: Naik, Berikut Daftar Tarif Sewa Baru Fasilitas Stadion Manahan Solo

Namun, seiring berjalannya waktu, Stadion R. Maladi dikembalikan namanya menjadi Stadion Sriwedari pada Hari Olahraga Nasional 2014. Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, saat itu mengatakan bahwa Stadion Sriwedari yang memiliki nilai sejarah dan namanya Maladi dikembalikan seperti semula.

PON pertama 1948 itu turut diperingati sebagai Hari Olahraga Nasional mujlai 1983 di era Presiden Soeharto.

Sementara itu, dikutip dari kemdikbud.go.id sejarah Stadion Sriwedari berawal saat Wongsonegoro melihat perlakuan yang tidak adil terhadap atlet sepak bola yang pada saat itu hanya boleh bermain sepak bola di lapangan Alun-Alun Kidul bahkan tanpa alas kaki. Ia pun lantas mengusulkan kepada raja untuk menbangun Stadion Sriwedari.

Baca Juga: Jaring Talenta Muda Jateng, Festival Forsgi Libatkan 960 Pemain Muda

Menanggapi usulan itu pada tahun 1932, Sri Susuhunan Paku Buwono X dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat berinisiatif membangun sebuah stadion untuk kegiatan olahraga kerabat Keraton dan kalangan pribumi.

Keraton menunjuk Mr. Zeylman dan R. Ng. Tjondrodiprodjo untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan Stadion Sriwedari dan selesai dalam waktu 8 bulan. Pembangunan stadion itu menelan biaya 30.000 gulden dengan 100 orang pekerja. Setelah berbagai proses perencanaan dan pembangunan, Stadion Sriwedari ini selesai dibangun pada tahun 1933.

Peresmian Stadion Sriwedari dilakukan oleh G.P.H Hargopalar atas nama Sri Susuhunan. Belanda meminta agar bisa menggunakan stadion megah tersebut. Lalu, Persis Solo dan anggotanya bisa menggunakan stadion itu pagi dan sore sedangkan pada malam hari menjadi hak Voetbal Bond Soerakarta atau klub Belanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya