SOLOPOS.COM - Chahida Chekkafi (islam.ru)

Solopos.com, ROMA — Wanita keturunan Maroko ini akan tercatat dalam buku sejarah sepak bola dunia. Chahida Chekkafi menjadi wasit wanita pertama yang mengenakan jilbab saat memimpin pertandingan.

Media-media di Maroko ramai membicarakan Chahida Chekkafi. Gadis berjilbab ini memimpin pertandingan antartim pria antara San Luigi melawan Karimou Stravedar. Keduanya adalah tim dari liga non-profesional di Italia. Gadis 16 tahun ini belum memiliki izin untuk memimpin pertandingan tim senior. Meski begitu, Chekkafi tetap jadi sorotan.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Emirates247, Jumat (7/3/2014), media lokal, Corriere Della Sera memuat artikel mengenai Chekkafi di halaman depan lengkap dengan pujian dari Presiden Asosiasi Wasit Italia, Marcello Nicchi.

Chahida Chekkafi saat memimpin pertandingan (islam.ru)

Chahida Chekkafi saat memimpin pertandingan (islam.ru)

Nicchi memuji Chekkafi dengan menjulukinya sebagai “gadis muda pemalu namun bertalenta dan punya tekad.”

Wasit wanita memang belakangan menjamur di sejumlah liga dunia. Seorang wasit wanita lain, Bibiana Steinhaus  acap kali ditunjuk memimpin pertandingan di Bundesliga. Namanya bahkan sempat jadi pembicaraan saat diberitakan tidak sengaja dadanya dipegang oleh gelandang Hertha Berlin, Peter Niemeyer.

Insiden itu terjadi dalam laga Divisi 2 Liga Jerman (Bundesliga 2) antara Hertha melawan Alemannia Aachen. Pada menit 55 pertandingan itu, Niemeyer sambil berjalan ke belakang coba menepuk bahu wasit Bibiana Steinhaus tanpa melihat. Tapi, yang terkena justru payudara kiri sang wasit. Wasit wanita lain, Shelby Davis juga sempat jadi bahan perbincangan. Wanita ini memperoleh intimidasi dari suporter.

Shelby Davis di babak kedua pertandingan antara Pirelli Pirates Youth melawan Wyvern Youth di Piala Hampshire keluar dari lapangan karena seorang pemain cadangan mengatakan, “Kamu perempuan, kamu tidak seharusnya terlibat dalam sepak bola. Pergi ambil tasmu dan pulang ke rumah.”

Wanita berusia 21 tahun itu langsung menangis mendengar perkataan yang bernada melecehkan gender dari orang tua salah satu pemain Pirates di pinggir lapangan. Kejadian itu terjadi saat kedua tim didampingi wasit berjalan masuk ke ruang ganti pada akhir babak pertama.

Emma Hickson mengalami hal serupa. Dia menangis saat memimpin pertandingan Platt Lane City versus Litherland Tigers dalam kompetisi U-10 (dibawah 10 tahun.

Air mata Emma tumpah ketika terjadi sebuah insiden pelanggaran pada penghujung babak pertama. Insiden ini luput dari pengawasannya. Tak ayal, sejumlah orang tua pemain-pemain cilik itu masuk ke lapangan, mengelilingi Emma sembari membentak diselingi sumpah serapah.

Emma menangis sepanjang pertandingan meski begitu dia tetap melanjutkan hingga peluit akhir dibunyikannya.
Barangkali ini bisa dijadikan pelajaran oleh Chekkafi. Pasalnya selain berjenis kelamin wanita, dia juga memperoleh tekanan karena sejumlah negara Eropa cukup sensitif dengan isu-isu wanita dengan berjilbab.
Asal mampu mengatasi tekanan ini bukan tak mungkin kelak Chekkafi bakal ditunjuk jadi wasit Serie A Liga Italia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya