SOLOPOS.COM - Ilustrasi main sepak bola. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO–Sembilan pemain timnas U-20 dan U-22 Indonesia sedang menjalani pendidikan polisi selama lima bulan ke depan.

Topik itu menjadi pembicaraan hangat di media sosial. Ada yang tak mempermasalahkan, tetapi ada juga yang kontra.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Perbincangan itu seperti terdapat di akun Instagram yang memberitakan seputar sepak bola, blitznews_football. Pantauan Solopos.com, Selasa (25/7/2023), akun itu menginformasikan ada sembilan pemain timnas kelompok umur yang juga pemain Liga 1 2023/2024 yang saat ini sedang mengikuti pendidikan polisi.

Menurut akun itu, Manajer Timnas Indonesia Sumardji mengatakan sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengunjungi latihan timnas U-20 menawarkan para pemain bersedia menjadi polisi atau tidak.

“Dari sana, pemerintah langsung melanjutkan permintaan dari para pemain dan menawarkan ini ke semuanya mau atau tidak jadi polisi,” kata Sumardji yang diunggah akun itu.

Sembilan pemain timnas yang menjalani pendidikan polisi terdiri atas tujuh pemain tumnas U-20 dan dua pemain timnas U-22.

Tujuh pemain timnas U-20 itu meliputi Kakang Rudianto (Persib Bandung), Dimas Juliano Pamungkas (Bhayangkara Presisi Indonesia FC), dan Muhammad Faiz Maulana (Bhayangkara).

Empat pemain lainnya Ginanjar Wahyu (Arema FC), Frengky Missa (Persikabo 1973), Daffa Fasya Sumawijaya (Borneo FC), dan Rabbani Tasnim Siddiq (RANS Nusantara FC).

Dua pemain timnas U-22 yakni Muhammad Ferarri (Persija Jakarta) dan Ananda Raehan (PSM Makassar).

Informasi lainnya menyebut meski menjalani pendidikan polisi, mereka tetap bisa dipanggil untuk memperkuat timnas. Hal itu membuat pelatih Shin Tae-yong lega mengingat akan membawa timnas U-23 ke Piala AFF 2023.

Kabar mengenai pemain yang mengikuti pendidikan polisi awalnya diungkapkan pelatih Persija Jakarta Thomas Doll. Dia menyampaikan Ferrari tak memperkuat Macan Kemayoran pada laga sebelumnya lantaran menjalani pendidikan polisi.

Hal ini mendapat tanggapan beragam warganet. Ada warganet yang tak mempermasalahkan lantaran itu adalah peluang mereka.

Pengguna akun Instagram dennyfirmansyah154 menyebut keputusan itu dibuat karena mungkin mereka melihat banyak mantan pemain sepak bola yang tak berdaya karena terkendala masalah ekonomi.

“Mungkin mereka melihat yg sudah-sudah dr senior atau legenda mereka, yg tak berdaya di masa tua walau pernah mengharumkan nama bangsa di kancah dunia,” tulis akun itu.

Pengguna akun ferdinand__ menyampaikan hal berbeda. Dia menilai tawaran menjadi polisi bukan solusi untuk menaikkan prestasi sepakbola timnas.

Menurut dia, mereka akan berada di zona nyaman seperti era timnas U-19 pada 2013. “Dah mending timnas senior diisi keturunan eropa aja, yg lokal yang berpotensi cuma bikin sakit hati,” tulis pengguna akun itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya