SOLOPOS.COM - Pebulu tangkis Agripina Prima Rahmanto Putra membantah dirinya terlibat pengaturan skor tahun 2017. (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Atlet bulu tangkis Indonesia, Agripina Prima Rahmanto Putra menjadi salah satu dari delapan atlet yang disanksi terkait kasus pengaturan skor pada babak kedua Vietnam Open 2017 silam.

Ia dihukum lima tahun tak boleh beraktivitas di dunia bulu tangkis hingga 18 Januari 2026.

Promosi Gonta Ganti Pelatih Timnas Bukan Solusi, PSSI!

Agripina Prima Rahmanto Putra pada Selasa (2/4/2024) buka suara terkait sanksi yang diterimanya dari BWF.

Agripina mengungkapkan mendapat tawaran pengaturan skor putra dari pebulu tangkis Sigit Pamungkas dan dirinya menolak tawaran tersebut.

Namun pada Januari 2021 ia dijatuhi sanksi dibekukan selama lima tahun dari BWF karena tidak melaporkan perihal tawaran pengaturan skor tersebut kepada federasi dunia.

“Itu kejadiannya pada 2017. Jadi saya ditawarin oleh pihak tertentu untuk mengalah tapi saya dengan dan sangat jelas menolak tawaran tersebut. Jatuhan sanksi BWF-nya pun saat BWF sudah keluar tuduhannya, saya tidak ada sama sekali (terlibat) kasus match fixing. Yang ada tuduhannya adalah saya tidak melaporkan adanya kejadian match fixing,” ujar Agri kepada pewarta di Jakarta, Selasa.

Agri menyayangkan sejumlah pemberitaan media massa yang menyebut dirinya terlibat dalam kasus delapan atlet yang terlibat pengaturan skor di Vietnam Open 2017.

Ia menegaskan statusnya menerima hukuman dikarenakan tidak membuat laporan.

“Tapi yang diberitakan, saya tidak tahu kenapa yang diberitakan nama saya diikutsertakan dalam delapan atlet kasus match fixing Vietnam Open,” ujar Agri seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Nama Agri sempat melejit pada 2010-an sebagai spesialis ganda putra berpasangan dengan Marcus Gideon.

Pasangan tersebut bahkan sempat menduduki peringkat ke-25 dunia dan menggondol juara di Singapura International 2011 dan Iran Fajr 2013.

Agri sebenarnya bisa mengajukan banding perihal kasus ini namun laporan yang diterimanya dari PBSI sudah terlambat karena telah keluar putusan dari pihak BWF.

“Sebenarnya saya bisa banding. Misalnya banding, aturannya dari BWF ke PBSI baru ke saya, baru saya banding. Tapi ini pas dari PBSI melaporkannya sudah ada putusan dari KAS, itu seperti lawyer-nya olahraga,” ujar Agri.

Selain dijatuhi sanksi larangan bertanding di kompetisi BWF selama lima tahun hingga 18 Januari 2026, Agri juga terkena denda sebesar 3.000 dolar AS.

Namun terkait dengan sanksi denda tersebut, Agri mengatakan telah dibayar oleh pihak PBSI.

“Untuk sanksi berapa ribunya itu sudah dibayarkan oleh PBSI, sudah semua,” kata Agri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya