Sport
Selasa, 2 April 2024 - 23:47 WIB

Agripina: Saya Dihukum BWF karena Tak Melaporkan Ada Pengaturan Skor

Newswire  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pebulu tangkis Agripina Prima Rahmanto Putra membantah dirinya terlibat pengaturan skor tahun 2017. (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Atlet bulu tangkis Indonesia, Agripina Prima Rahmanto Putra menjadi salah satu dari delapan atlet yang disanksi terkait kasus pengaturan skor pada babak kedua Vietnam Open 2017 silam.

Ia dihukum lima tahun tak boleh beraktivitas di dunia bulu tangkis hingga 18 Januari 2026.

Advertisement

Agripina Prima Rahmanto Putra pada Selasa (2/4/2024) buka suara terkait sanksi yang diterimanya dari BWF.

Agripina mengungkapkan mendapat tawaran pengaturan skor putra dari pebulu tangkis Sigit Pamungkas dan dirinya menolak tawaran tersebut.

Advertisement

Agripina mengungkapkan mendapat tawaran pengaturan skor putra dari pebulu tangkis Sigit Pamungkas dan dirinya menolak tawaran tersebut.

Namun pada Januari 2021 ia dijatuhi sanksi dibekukan selama lima tahun dari BWF karena tidak melaporkan perihal tawaran pengaturan skor tersebut kepada federasi dunia.

“Itu kejadiannya pada 2017. Jadi saya ditawarin oleh pihak tertentu untuk mengalah tapi saya dengan dan sangat jelas menolak tawaran tersebut. Jatuhan sanksi BWF-nya pun saat BWF sudah keluar tuduhannya, saya tidak ada sama sekali (terlibat) kasus match fixing. Yang ada tuduhannya adalah saya tidak melaporkan adanya kejadian match fixing,” ujar Agri kepada pewarta di Jakarta, Selasa.

Advertisement

Ia menegaskan statusnya menerima hukuman dikarenakan tidak membuat laporan.

“Tapi yang diberitakan, saya tidak tahu kenapa yang diberitakan nama saya diikutsertakan dalam delapan atlet kasus match fixing Vietnam Open,” ujar Agri seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Nama Agri sempat melejit pada 2010-an sebagai spesialis ganda putra berpasangan dengan Marcus Gideon.

Advertisement

Pasangan tersebut bahkan sempat menduduki peringkat ke-25 dunia dan menggondol juara di Singapura International 2011 dan Iran Fajr 2013.

Agri sebenarnya bisa mengajukan banding perihal kasus ini namun laporan yang diterimanya dari PBSI sudah terlambat karena telah keluar putusan dari pihak BWF.

“Sebenarnya saya bisa banding. Misalnya banding, aturannya dari BWF ke PBSI baru ke saya, baru saya banding. Tapi ini pas dari PBSI melaporkannya sudah ada putusan dari KAS, itu seperti lawyer-nya olahraga,” ujar Agri.

Advertisement

Selain dijatuhi sanksi larangan bertanding di kompetisi BWF selama lima tahun hingga 18 Januari 2026, Agri juga terkena denda sebesar 3.000 dolar AS.

Namun terkait dengan sanksi denda tersebut, Agri mengatakan telah dibayar oleh pihak PBSI.

“Untuk sanksi berapa ribunya itu sudah dibayarkan oleh PBSI, sudah semua,” kata Agri.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif