SOLOPOS.COM - Borneo FC menjadi tim terkuat di Liga 1 musim 2023/2024 dengan 18 laga tanpa pernah kalah dan menjadi satu-satunya tim yang sudah mengunci satu tiket di Babak Championship Series. (IG @borneofc.id)

Solopos.com, SOLO — Sepak bola tak hanya menyajikan hiburan tapi kadang menampilkan drama kejam, seperti yang dialami klub Liga 1 Borneo FC Samarinda.

Menjadi klub yang terdepan mendukung penerapan Championship Series, Borneo FC justru menjadi “korban” dari sistem baru di Liga 1 musim 2023/2024 tersebut.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Menjadi pemimpin klasemen di babak Regular Series dengan 70 poin dan unggul delapan poin dari peringkat kedua Persib Bandung, Borneo FC justru terlempar dari tangga perebutan juara.

Mereka kalah dari peringkat keempat, Madura United, di babak semifinal dua leg dengan agregat 2-4.

Pernyataan Ketua Umum PSSI Erick Thohir di awal musim bahwa tujuan pemberlakuan format Championship Series agar Liga 1 menjadi lebih seru terbukti saat ini.

“Jangan salah lho, minat masyarakat terhadap liga kita menurun dari tahun ke tahun. Rating di televisi turun terus. Kita ingin liga bukan hanya semakin berkualitas tapi juga seru,” kata Erick Thohir menjawab pertanyaan wartawan pada Agustus 2023 lalu.

Dalam rapat manager klub-klub Liga 1 disepakati Championship Series diberlakukan dalam kasta teratas sepak bola Indonesia mulai musim 2023/2024.

Dengan format Championship Series, penentuan juara Liga 1 2023/2024 akan berbeda dari musim-musim sebelumnya di mana tim yang mengakhiri kompetisi belum otomatis menjadi juara.

Perebutan juara masih harus ditentukan lewat babak play off yang melibatkan empat tim berperingkat empat besar klasemen.

Keempat tim saling bertemu dalam sistem kandang-tandang sehingga total ada delapan pertandingan di babak tersebut untuk menentukan klub terbaik.

Ketika Championship Series itu disuarakan dalam rapat seluruh tim peserta Liga 1 pada Agustus 2023 silam, Borneo FC menjadi tim yang paling awal mendukung.

Presiden Borneo FC Nabil Husein menyebut format penentuan juara lewat championship series Liga 1 bisa menguntungkan mereka.

Sebab menurutnya Pesut Etam kesulitan juara lewat klasemen dalam empat musim terakhir kendati berulang kali di papan atas.

Play off saya pikir ada plus-minus karena ada tim yang ambisi mau juara reguler. Tapi ini menguntungkan sehingga kami bisa mencoba untuk mendapatkan peluang itu (juara Liga 1),” ujarnya pada 3 Agustus 2023.

Berdasarkan catatan Solopos.com, Borneo FC memang selalu berada di papan tengah setiap akhir kompetesisi dalam empat musim awal Liga 1.

Prestasi terbaik terjadi di Liga 1 2022/2023 di mana wakil dari Kalimantan Timur tersebut berada di peringkat 4 klasemen.

Perjalanan Borneo FC di Liga 1 musim ini bahkan terbilang sangat mengesankan, khususnya sebelum mengunci satu tiket ke babak Championship Series setelah mengalahkan PSS Sleman di Stadion Manahan Solo pada 14 Maret lalu.

Ketika mengunci tiket tersebut Borneo FC menjadi tim terkuat di Liga 1 dengan 18 kali pertandingan berturut-turut tak tersentuh kekalahan.

Sebelum dinobatkan sebagai pemenang Reguler Series BRI Liga 1, Borneo tampil luar biasa dengan statistik 21 kali menang, 6 kali seri, dan dua kali kalah.

Dua kekalahan yang diderita Borneo FC di babak reguler hadir dari tim Persis Solo dan Persebaya Surabaya.

Sementara tim besar seperti Persib Bandung, Persija Jakarta, hingga Bali United justru tidak mampu mengalahkan Borneo FC selama periode tersebut.

Titik Balik Negatif

Tapi di sinilah titik balik drama tersebut. Borneo FC mengendurkan permainan seusai mengunci satu tiket play off karena berapapun poin yang didapatkan tak berpengaruh lagi dengan status mereka di babak Championship Series.

Pelatih Pieter Huistra banyak menurunkan pemain pelapis di sisa pertandingan babak reguler.

Beberapa pemain kunci seperti Stefano Lilipaly, Felipe Cadenazzi, Leo Lelis, dan Wiljan Pluim disimpan.

Jika pun dimainkan biasanya hanya di beberapa menit sebelum laga bubar, semacam sekadar untuk memanaskan badan.

“Kami akan bertarung di Championship Series, jadi kami harus memastikan para pemain siap dengan kondisi terbaik. Sekarang kami beristirahat dengan baik untuk Championship Series,” ucap Pieter Huistra pascalaga melawan PSS Sleman di Stadion Manahan, Solo, Jumat (15/3/2024).

Hasilnya, Borneo FC tampil amburadul. Dalam empat pertandingan terakhir babak reguler, Lilipaly dkk. kalah empat kali secara beruntun masing-masing dari Madura United (0-4), Arema FC (1-2), Persib Bandung (1-2), dan Dewa United (1-2).

Suara-suara negatif pun menerpa kubu Borneo FC yang terkesan asal-asalan menjalani sisa laga di babak reguler.

Misalnya saat kalah dari Arema FC, di dunia maya ramai tudingan Borneo sengaja sedekah poin agar klub asal Malang, Jawa Timur tersebut terhindar dari degradasi.

Faktanya, tiga poin hasil menang dari Borneo memang sangat penting bagi Arema FC untuk menghindar dari jerat degradasi.

Akhirnya sama-sama diketahui, Arema FC selamat dari degradasi sementara tiga yakni RANS Nusantara milik artis Raffi Ahmad, Bhayangkara FC milik Polri dan Persikabo harus berlaga di Liga 2 musim depan.

Tak hanya untuk tim papan bawah, Borneo juga dituding sedekah poin saat kalah telak 0-4 di kandangnya sendiri dari Madura United pada 17 April.

Ketika itu Madura mengejar poin untuk menggapai posisi empat besar, bersaing dengan Persija Jakarta, PSIS Semarang, Dewa United, Persis Solo dan lain-lain.



Tiga poin dari Borneo itu akhirnya berperan penting membawa Madura United menduduki posisi keempat klasemen sebagai posisi terakhir Championship Series, mengalahkan pesaing terdekatnya Dewa United, PSIS Semarang dan Persis Solo.

Ironisnya, di babak play off Madura United justru yang mendepak Borneo dari perebutan juara Liga 1 musim ini.

Dalam pertandingan leg pertama semifinal Champions Series BRI Liga 1, Borneo FC menyerah atas Madura United 0-1 di Stadion Gelora Bangkalan, pada 15 Mei 2024 lalu.

Borneo FC kembali kalah melawan Madura United 2-3 saat bermain di Stadion Batakan Balikpapan yang menjadi kandang sementara untuk Tim Pesut Etam, Minggu (19/5/2024).

Pieter Huistra jelas kecewa berat dengan hasil akhir timnya musim ini.

Digadang-gadang meraih gelar juara untuk kali pertama melalui penampilan gemilang hingga jelang akhir musim, Borneo justru melempem di babak penentuan juara.

“Tentu saja sangat mengecewakan. Musim ini sudah berjalan dengan baik. Dan jika mengakhirinya seperti ini, semua orang merasa buruk tentang itu,” ujar Pieter Huistra seusai pertandingan melawan Madura United.

Pieter Huistra tak menyangka langkahnya memasang lapis kedua di sisa babak reguler menjadi bumerang yang membuat Borneo FC terlempar dari perebutan gelar juara.

Permainan timnya terus menurun dari laga ke laga. Diego Michiels dkk. susah kembali ke permainan terbaik seperti saat sebelum mengunci tiket Championsip Series.



“Jadi saya harus mengucapkan selamat kepada Madura United. Bagi kami ini sangat pahit. Sangat mengecewakan. Saya pikir tim ini terutama pantas mendapatkan lebih banyak setelah musim seperti ini,” ucapnya.

Melayangnya mimpi meraih gelar juara menjadi pukulan psikologis bagi skuad Borneo FC.

Bukan tidak mungkin hal ini akan berdampak pada pertandingan perebutan tempat ketiga kontra Bali United pada 25 dan 30 Mei 2024 mendatang.

“Kondisi mental sedikit rendah. Kami mengharapkan lebih banyak dari juara regular series BRI Liga 1, tetapi itu tidak cukup,” imbuh Pieter Huistra.

Beban mental anak asuh Huistra memang tak main-main. Di jagad maya mereka dihabisi oleh warganet yang mensyukuri kekalahan mereka dari perebutan gelar juara.

Bahkan Borneo disebut terkena karma karena dianggap terlalu sombong sebagai pemimpin klasemen Liga 1.

Ketika berbulan-bulan menjadi pemuncak klasemen, kapten tim Diego Michiels menantang Timnas Indonesia untuk bertanding melawan Borneo FC.

Ungkapan bernada sombong itu muncul tak lama setelah polemik pelatih Timnas Shin Tae-yong tidak memanggil pilar Borneo, Stefano Lilipaly, karena alasan usia.

Tak hanya pemain, jajaran manajemen Borneo juga berkicau di media sosial yang dianggap nyinyir terhadap Timnas yang sedang berjuang di Piala Asia dan Piala Asia U-23.



“Baru juara reguler series saja sombongnya selangit,” cerca sebagian warganet di berbagai kanal media sosial.

Itulah drama sepak bola. Manajemen Borneo FC mungkin juga tidak menyangka salah strategi menyikapi Championship Series yang baru kali pertama diberlakukan di era Liga 1.

Mereka tak mampu menjaga konsistensi permainan justru di waktu penting menjelang babak play off.

Hal ini berbeda dengan tiga pesaingnya yakni Persib Bandung, Bali United dan Madura United yang tetap bermain normal di sisa laga babak reguler.

Bermain normal membuat pola permainan ketiga klub tersebut relatif stabil, khususnya Persib Bandung dan Madura United yang akhirnya lolos ke partai puncak.

Gagalnya Borneo menjadi jawara Liga 1 kendati sudah meraih gelar juara babak reguler membuat suporter Pesut Etam marah.

Mereka melampiaskan kekecewaan seusai laga kontra Madura United hingga memicu ketegangan dengan pemain.

Salah satunya terekam dalam video amatir saat Stefano Lilipaly hampir adu fisik dengan salah satu suporter.

Beruntung insiden memalukan itu tidak berlanjut setelah Lilipaly dan suporter itu dilerai tim pelatih dan petugas keamanan.



Nasi sudah menjadi bubur, nasib tragis gagal juara harus diterima Borneo FC. Sekaligus menjadi pembelajaran bagi tim-tim lainnya untuk masa mendatang.

Sepak bola bukan sekadar menang kalah di lapangan melainkan juga adu strategi selama kompetisi berlangsung.

Dan manajemen Borneo FC jelas salah dalam mengatur strategi. Pelatih Pieter Huistra menjadi orang pertama yang paling terpukul dari hasil ini.

Penemu Virgil van Dijk

Ia gagal meraih gelar pertamanya di kompetisi sepak bola di Indonesia.

Penemu bakat pemain Liverpool Virgil van Dijk itu menjadi pelatih Borneo sejak 21 Februari 2023.

Pesut Etam menunjuk pelatih asal Belanda itu untuk menggantikan posisi Andre Gaspar yang mengundurkan diri.

Melihat rekam jejaknya di dunia kepelatihan, Pieter Huistra bukanlah juru taktik kaleng-kaleng.

Pelatih berpaspor Belanda itu memiliki sejumlah pengalaman melatih beberapa klub Liga Belanda seperti FC Groningen, De Graafschap hingga tim muda Ajax Amsterdam (U-21).

Sebelum menduduki kursi pelatih di Indonesia, pelatih yang kini berusia 54 tahun itu lebih dulu berhubungan dengan PSSI.

Pieter Huistra pernah menjabat sebagai Direktur Teknik PSSI (2014-2015).

Ia bahkan pernah menjadi pelatih interim Timnas Indonesia pada 2015 namun tak pernah mendampingi timnya bermain karena sepakbola Indonesia sedang dihukum FIFA.

Di luar Indonesia dan Belanda, Pieter Huistra tercatat pernah menangani klub asal Uzbekistan, Pakhtakor pada musim 2021-2022 dan penasihat klub AS Trencin yang pernah diperkuat Witan Sulaeman.

Pieter Huistra punya andil dalam karier bek Liverpool asal Belanda, Virgil van Dijk.

Saat melatih FC Groningen, Huistra menyarankan timnya untuk merekrut Van Dijk yang kala itu masih berusia 20 tahun.

Pieter Huistra tertarik dengan bakat Van Dijk berkat penampilan apiknya di klub muda Willem II.
FC Groningen pun mengikuti sarannya dan mendatangkan Van Dijk dari Willem II pada musim 2010-2011.

Cemerlang di Groningen, Van Dijk pindah ke Souithampton dan menemukan penampilan terbaiknya.
Bek jangkung itu lantas menarik minat Liverpool dan menebusnya dengan mahar 75 juta poundsterling atau sekitar RP1,3 triliun pada Januari 2018.

Kini, Van Dijk menjadi bek andalan The Reds di bawah pelatih Jurgen Klopp.

Kejamnya drama sepak bola tak hanya dialami Borneo FC. Timnas U-23 Indonesia beberapa waktu lalu juga harus menerima nasib gagal ke Olimpiade Paris 2024 melalui drama yang kejam.

Witan Sulaeman dkk. tersingkir secara tidak adil melalui penalti kontroversial dan harus kalah 0-1 dari Guinea.

Menyakitkan karena Indonesia harus mengubur mimpi berlaga ke olimpiade yang dipendam selama 68 tahun melalui sebuah penalti kontroversial.

Bukan hanya para pemain dan pelatih, jutaan penggemar sepak bola Tanah Air pun dibuat geram dengan hasil itu.

Tapi suka tidak suka hasil itu harus diterima. Itulah drama dalam sepak bola, yang kadang sangat kejam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya