SOLOPOS.COM - Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo (kedua kanan) meninjau Jakarta International Stadium (JIS) di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (4/7/2023). Menpora meninjau kesiapan JIS untuk diajukan kepada FIFA sebagai salah satu lokasi Piala Dunia U-17 yang akan berlangsung pada 10 November hingga 2 Desember 2023. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.

Solopos.com, SOLO–Belakangan ramai kabar soal rumput di Jakarta International Stadium (JIS) yang disebut tak sesuai dengan standar FIFA. Padahal rumput jenis yang sama dipakai di stadion-stadion Eropa.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi menggelar inspeksi ke JIS pada Selasa (4/7/2023).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Inspeksi ini dilakukan untuk meninjau kesiapan JIS yang menjadi salah satu opsi venue Piala Dunia U-17 2023. Dari hasil peninjauan itu dinyatakan rumput JIS tidak sesuai dengan standar FIFA sehingga perlu dilakukan renovasi.

“Di antaranya salah satu [evaluasi] yang utama adalah rumput. Kondisi rumput sekarang menurut evaluasi ahlinya, yang juga mengevaluasi 22 stadion termasuk yang memasang rumput GBK untuk Asian Games, jelas tidak masuk dalam standar FIFA kalau dengan kondisi sekarang,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Selasa (4/7/2023).

Sontak hasil inspeksi itu menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak pihak yang mempertanyakan hasil inspeksi rumput tersebut, sebab rumput yang sama juga dipakai di stadion Eropa seperti Allianz Arena dan Tottenham Hotspur Stadium.

Chairman Karya Rama Prima (KaeRPe), Qamal Mustaqim, yang turut serta dalam peninjauan stadion tersebut mengatakan rumput di JIS memakai jenis zoysia japonica.

Dia menyebut memang rumput hybrid jenis ini sudah sesuai dengan standar FIFA. Hanya, ada beberapa aspek yang tidak sesuai dengan aturan.

Permasalahan terletak dari karpet sintetis yang terletak di bawah rumput. Menurutnya, hal itu akan mengganggu pertumbuhan.

“Rumput jenisnya japonica, cuman ditanam di karpet sintetis. Ini masalahnya. Medianya dangkal jadi akar tidak tembus ke bawah. Rumput itu makhluk hidup butuh sinar dan air. Air tidak terpenuhi karena akarnya dangkal, matahari enggak cukup. Ini rumput butuh matahari penuh delapan jam sehari,” ucap Qamal Mustaqim.

Qamal melanjutkan rumput di JIS hanya disinari matahari selama enam jam. Bahkan rumput di sisi selatan hanya mendapat sinar matahari pada pukul 09.00 – 14.00 WIB.

“Ini yang masalah. Jenis rumput sama yang dipakai di Jalak Harupat, Bung Tomo, dan Palembang,” tutur Qamal.

Sebagai solusi jangka pendek, Qamal mengusulkan rumput JIS diganti dengan rumput yang dipakai di lapangan golf. Adapun selanjutnya rumput tersebut harus diganti seluruhnya agar sesuai dengan standar FIFA.

Menteri PUPR mengatakan JIS akan direnovasi untuk gelaran Piala Dunia U-17 pada November mendatang. Pemerintah menyiapkan anggaran Rp6 miliar untuk renovasi JIS dan ditargetkan rampung pada Oktober 2023.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Dipakai Stadion Eropa, Mengapa Rumput di JIS Tak Sesuai Standar FIFA?”

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya