SOLOPOS.COM - Persis Solo U-16 harus mengakui keunggulan Borneo FC U-16 dalam laga final Elite Pro Academy (EPA) U-16 dengan skor 1-2 dalam laga yang digelar di Garudayaksa Training Center, Bekasi, Rabu (6/3/2024). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Upaya Persis Solo U-16 memberi kado ulang tahun ke-100 Persis Solo dengan gelar juara Elite Pro Academy (EPA) 2023/2024 tak kesampaian.

Skuad muda Laskar Sambernyawa harus mengakui keunggulan Borneo FC U-16 dalam laga final Elite Pro Academy (EPA) U-16 dengan skor 1-2 dalam laga yang digelar di Garudayaksa Training Center, Bekasi, Rabu (6/3/2024).

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

Persis Solo U-16 sebenarnya bermain lebih dominan dengan penguasaan bola yang cukup apik dan menciptakan beberapa peluang.

Namun Borneo FC U-16 bermain lebih efektif. Mereka mencetak gol terlebih dulu melalui sundulan Dika Adi Nurdiansyah pada menit ke-35 memanfaatkan sepak pojok.

Persis Solo U-16 sempat menyamakan kedudukan jelang akhir babak pertama melalui eksekusi jarak jauh Lockna Janu Syahriat, sebelum akhirnya Dika Adi Nurdiansyah mencetak gol penentu kemenangan di menit ke-39 melalui serangan balik.

Sebagai informasi, untuk EPA U-16 laga berlangsung dalam waktu dua kali 35 menit.

Asisten pelatih Persis Solo U-16, Muhammad Abuyamin, pascalaga mengatakan para pemainnya kesulitan untuk menampilkan permainan terbaik di pertandingan ini.

Ia menilai, Persis Solo U-16 juga dihukum karena kesalahan-kesalahan kecil yang dibuat sepanjang laga.

“Jalannya laga tadi anak-anak belum bisa menampilkan yang terbaik, ada beberapa yang kesalahan kecil. Inilah sepak bola, sedikit kesalahan bisa berujung gol. Gol pertama dari sepak pojok itu sebelumnya sudah di-briefing, siapa yang zona siapa yang man to man, tapi ternyata enggak sesuai dengan rencana kami dan kami kebobolan. Gol kedua juga sama, antara pemain belakang dan kiper, tapi it’s okay enggak masalah ini hasil yang baik buat kami jadi evaluasi untuk kami,” ucap Abuyamin kepada Solopos.com, Rabu (6/3/2024).

Ia melanjutkan, tidak memberikan beban berlebihan kepada para pemain Persis U-16.

Bahkan Abuyamin sempat memberikan waktu pada para pemainnya sebelum memberikan pengertian bahwa pertandingan di usia muda adalah untuk berkembang secara individu.

“Pascalaga kami enggak langsung menekan anak-anak seperti apa, kami biarkan anak-anak di ruang ganti baru memberikan pengertian bahwa ini bukan rezeki mereka. Meskipun ada beberapa peluang, kami memberikan pemahaman, menang atau kalah bukan tujuan akhir, fokus mereka dalah berkembang secara individu setelah EPA,” tegasnya.

Abuyamin menilai, meskipun masih di tingkat usia yang sangat muda, kompetisi EPA sudah masuk dalam pemahaman taktik.

Ia juga meminta maaf karena gagal memberikan gelar juara.

“EPA U-16 tahun ini dari awal sampai final, kami melihat walaupun di usia 16 tahun, terlihat sekali taktikal kedua tim. Gaya main Borneo dan Persis Solo terlihat sekali, saya minta maaf ke masyarakat Soloraya dan supporter kami belum bisa memberikan yang terbaik,” ulasnya.

Bek Persis Solo U-16, Farel Amedio Nesta, menyadari jalan sebagai pemain masih sangat panjang. Ia berjanji akan terus berkembang secara individu.

“Pastinya sangat sedih dengan hasil ini, gagal mendapatkan juara. Tapi ini namanya sepakbola, semua tergantung takdir terlepas dari usaha. Pastinya sedih, tapi enggak bisa berlarut, kami masih berusia 16 tahun, jalan kami masih panjang. Performa kami belum terlihat tadi dan sangat kecewa,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya