Sport
Jumat, 22 Desember 2023 - 17:36 WIB

Kemenpora: 600 Atlet Diaspora dari Berbagai Cabang Olahraga Siap Dinaturalisasi

Newswire  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tenaga Ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Bidang Diaspora dan Kepemudaan, Hamdan Hamidan saat dalam diskusi PSSI Pers bertajuk "Naturalisasi Pemain, Mereduksi atau Memotivasi?" di Gedung Kemenpora, Jakarta, Kamis (21/12/2023). (ANTARA/HO-PSSI Pers)

Solopos.com, SOLO — Proses naturalisasi pemain-pemain keturunan (diaspora) tidak hanya monopoli sepak bola.

Sedikitnya 600 atlet diaspora dari berbagai cabang olahraga telah terdata di database Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan siap diproses sewaktu-waktu.

Advertisement

“Sejauh ini kami sudah mendapatkan 600 atlet diaspora dari, mungkin 14 cabor. Sejauh ini ada 600 atlet, baik itu sepak bola, basket, voli, dan lain sebagainya,” kata Tenaga Ahli Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Bidang Diaspora dan Kepemudaan, Hamdan Hamidan, seperti dikutip Solopos.com dari Antara, Jumat (22/12/2023).

Hamdan Hamidan yang terlibat aktif dalam proses naturalisasi Jordi Amat, Sandy Walsh, Rafael Struick, Justin Hubner dan lain-lain menambahkan, data-data para pemain diaspora itu sudah valid dan siap digunakan sewaktu-waktu.

Menanggapi data tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora) Dito Ariotedjo mengungkapkan akan melakukan akselerasi database terlebih dulu untuk atlet diaspora cabang olahraga renang dan atletik.

Advertisement

“Salah satu yang sudah saya sampaikan saat di (Rapat Kerja Komisi X) DPR, ini mungkin kita butuh akselerasi untuk database diaspora untuk renang dan atletik. Karena apa? Dari cabor renang dan atletik itulah nomor-nomor terbanyak di tiap kegiatan khususnya Asian Games dan Olimpiade dan di situlah mungkin kita bisa mengangkat langsung secara cepat peringkat kita,” kata Menpora Dito Ariotedjo seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Menurut Dito, Kemenpora terus memantau sejumlah atlet diaspora yang mempunyai kemungkinan bersaing dengan negara-negara yang berpotensi unggulan di ajang kegiatan multinasional.

Dengan adanya atlet diaspora, menurut Dito bisa memberikan dampak kultur dari sisi lain yang dapat dicontohkan kepada para atlet lokal Indonesia.

Advertisement

“Justru kami ingin mencampurkan kultur, di mana saya rasa kultur Indonesia sangat baik, namun kultur di luar juga mungkin banyak yang bisa dicontohkan untuk atlet-atlet lokal kita, ya,” ungkap Dito.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif