Sport
Selasa, 26 September 2023 - 23:35 WIB

Legenda Bulu Tangkis Dunia Ini Sebut Pemain dapat Tekanan Berat dari Reli Poin

Newswire  /  Tri Wiharto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Legenda bulu tangkis dunia asal PB Djarum, Christian Hadinata. (Antara/Bayu Kuncahyo)

Solopos.com, JAKARTA – Salah satu legenda bulu tangkis dunia, Christian Hadinata, menyebut tekanan bagi pebulu tangkis saat ini jauh lebih berat dibandingkan masa lalu akibat penerapan pranata reli poin.

Menurut pria yang meraih beragam gelar bergengsi dunia itu, pranata reli poin dianggap menjadi tekanan terbesar bagi pebulu tangkis saat ini karena berkaitan dengan faktor mental dan nonteknis pemain.

Advertisement

“Menurut saya pressure sekarang jauh lebih berat dibanding zaman saya. Utamanya setelah diberlakukan reli poin. Dari sisi mental dan nonteknis, apalagi poin-poin kritis 15 ke atas itu sangat menentukan,” ungkap pria yang pernah mengawinkan gelar juara dunia 1980 dari nomor ganda putra dan ganda campuran itu.

Saat ditemui di Jakarta, Selasa ((26/9/2023), Christian Hadinata memaparkan pada zaman ia menjadi pemain pertandingan bulu tangkis berjalan lebih santai sehingga tidak ada tekanan mental yang berarti. Bahkan ia kerap mendapat keuntungan dari pranata lama yang memberlakukan pindah bola.

Advertisement

Saat ditemui di Jakarta, Selasa ((26/9/2023), Christian Hadinata memaparkan pada zaman ia menjadi pemain pertandingan bulu tangkis berjalan lebih santai sehingga tidak ada tekanan mental yang berarti. Bahkan ia kerap mendapat keuntungan dari pranata lama yang memberlakukan pindah bola.

“Apalagi main double (ganda), ya empat kali pindah bolanya. Saya servis, ganti partner saya. Kalau mati pindah bola, servis kedua, pindah bola lagi. Jadi tekanannya memang beda,” tutur mantan atlet berusia 73 tahun itu.

Hal berbeda terjadi dengan penerapan reli poin, lanjutnya, terutama saat sudah match point karena pemain akan merasakan beban mental yang sangat berat.

Advertisement

Dengan pranata reli poin yang demikian ketat tersebut, maka tidak salah jika Christian menilai bahwa turnamen bulu tangkis saat ini dipastikan akan melibatkan pertarungan mental.

Dinamika yang terjadi pada dunia bulu tangkis membuat pria yang namanya masuk dalam daftar Badminton Hall of Fame oleh Federasi Badminton Dunia (BWF) pada 2001 itu terpanggil untuk kembali bergabung dengan kepengurusan PBSI.

Pria yang akrab disapa Koh Chris itu ditugasi PBSI untuk menjadi pendamping bagi para atlet untuk memberikan motivasi tambahan sejak Agustus.

Advertisement

“Ya mirip seperti konsultan. Mendampingi hampir semua (sektor), dan mulai aktif bulan lalu,” pungkas mantan atlet yang pernah mendulang lima medali emas Asian Games itu.

 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif