Sport
Selasa, 19 September 2023 - 18:34 WIB

Profil Petarung Ananda Wahyu: Pernah Jadi Korban Perundungan Hampir 6 Tahun

Ichsan Kholif Rahman  /  Tri Wiharto  /  Tri Wiharto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ananda Wahyu Setyo Prabowo (Istimewa/Dokumen Pribadi)

Solopos.com, SOLO – Profil Ananda Wahyu adalah salah satu petarung yang tampil garang pada gelaran One Pride 72 Mixed Martial Arts (MMA) musim ini.

Petarung ini mendapat julukan Black Bear atau Beruang Hitam. Ananda Wahyu memulai petualangannya di Solo pada 2015. Ia petarung kelahiran Batam.

Advertisement

Pria bernama lengkap Ananda Wahyu Setyo Prabowo ini sejatinya memulai karier di dunia olahraga dari cabang olahraga (cabor) lari. Baru pada 2016, Ananda Wahyu yang tercatat sebagai warga Pajang, Laweyan tersebut terjun di olahraga gulat.

Dalam perjalanannya Ananda Wahyu terus mengembangkan ilmu bela dirinya di Han Academy Solo. Salah satu hal yang menjadi pendorong utama terjung jadi petarung adalah pemahamannya bahwa lelaki wajib bisa beladiri.

Apalagi Ananda Wahyu memiliki perjalanan kisah hidup yang membuatnya harus menjadi petarung. Pria kelahiran Batam, 4 Desember 1999 itu pernah menjadi sasaran perundungan.

Advertisement

Ananda Wahyu sempat terpikirkan berlatih bela diri untuk membalas dendam. Namun, Ananda memilih balas dendam dengan cara elegan dengan berusaha meraih prestasi di bela diri.

“Iya sempat dirunding. Namannya perjalanan hidup, sebelum mengenal bela diri. Makannya saya selalu mengarahkan anak-anak sekolah bisa berlatih diri agar bisa diarahkan. Saya pernah merasakan dirundung, rasanya sangat tertekan,” kata Ananda.

Dia menambahkan bela diri prestasi bisa menjadi salah satu cara mencegah perundungan. Menurutnya, seseorang yang menjadi korban perundungan perlu menaikkan mentalnya.

Advertisement

Ananda bercerita hampir enam tahun dia menjadi korban perundungan. Dia tidak ingin praktik perundungan ini kembali terjadi di mana pun.

Ananda berpesan agar anak-anak muda tidak takut untuk memulai belajar bela diri.

“Tidak ada jalan yang mulus, harus fokus berlatih dan menekan diri bermental juara. Kalau mental tidak bagus, latihan putus. Lebih baik hancur di latihan daripada di pertandingan. Hal yang paling mendasar mental, kebanyakan fighter bagus justru kalah karena mental,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif