SOLOPOS.COM - Ketua Umum PSSI Erick Thohir. (Istimewa/pssi.org).

Solopos.com, JAKARTAKetua Umum PSSI Erick Thohir meresmikan Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia (Yayasan PSSI). Pendirian yayasan itu bagian dari program kepengurusan PSSI 2023-2027.

Tak tanggung-tanggung, Erick menunjuk dua mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menjaga kredibilitas Yayasan PSSI. Mereka adalah mantan Ketua KPK, Taufiequrachman Ruki dan mantan Wakil Ketua KPK Chandra Hamzah.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Taufiequrachman Ruki didapuk mengisi posisi pembina yayasan, sedangkan Chandra Hamzah mengisi pos pengawas yayasan. Mereka ditugaskan untuk menutup ruang bagi siapapun yang ingin bermain-main dengan dana yayasan.

Erick menyebut pembentukan Yayasan PSSI memiliki tujuan mulia, sekaligus strategis agar para pemain yang memilih profesi sebagai pesepakbola profesional punya masa depan yang lebih terjamin.

Menurut Erick, di karier sepakbola yang singkat, para pemain muda dan pemain yang berada di puncak prestasi perlu merasa terlindungi, baik selama dan setelah berkarier sehingga fokus dalam menekuni jalan hidup di lapangan hijau.

“Organisasi seperti PSSI yang sudah lama berdiri sudah sewajarnya merawat dan memperhatikan stakeholders yang pernah membesarkannya. Terutama pemain yang mungkin setelah masa baktinya usai berada dalam situasi sulit. Yayasan PSSI ini tak hanya fokus membantu para pensiunan, tapi juga berperan memberikan arah kepada pemain muda dan profesional bagaimana menyiapkan jaminan masa depan setelah tak lagi merumput,” ujar Erick Thohir saat meresmikan Yayasan PSSI di Kantor PSSI, GBK Arena, Senayan, Jakarta, Kamis (22/6/2023), melalui rilis yang diterima Solopos.com, Jumat (23/6/2023).

Dia melanjutkan pendirian yayasan ini tak lain untuk mengurangi beban pemerintah yang memiliki anggaran terbatas dalam memperhatikan mantan pesepakbola yang telah mengharumkan nama Indonesia, namun kurang mendapatkan atensi.

Dengan pembenahan keuangan serta perbaikan ekosistem sepak bola, terutama yang menyangkut bisnis, diharapkan akan terkumpul dana abadi yang dikelola Yayasan PSSI untuk kepentingan bersama.

“Selain itu, kami ingin meniru apa yang dilakukan di Jepang yang memiliki program post atlet. Dengan program itu, para pesepakbola yang akan memasuki masa pensiun sudah mengetahui akan ke mana melanjutkan kariernya. Apakah akan menjadi pelatih atau pegawai negeri sipil, atau wirausaha. Pemahaman dan informasi saat memasuki masa purna bakti, akan membuat mereka dapat bertahan hidup dan tidak menjadi beban bagi PSSI maupun pemerintah,” ulas Erick yang pernah menjadi Presiden Inter Milan itu.

Untuk sumber pendanaan Yayasan, PSSI sudah membentuk PT Garuda dengan pembagian andil 95% milik PSSI dan 5% milik Yayasan.

Perusahaan Garuda akan memberikan dividen per tiga bulan. Selain itu, Yayasan juga akan mendapatkan donatur dari tokoh masyarakat, organisasi, dan perusahaan yang peduli dengan keberlanjutan nasib timnas Indonesia.

“Di tahap awal ini, yayasan hanya diperuntukkan untuk para pemain tim nassional dan eks tim nasional. Karena PSSI fokus akan membangun ekosistem yang terbaik bagi para pemain timnas. Sementara pemain liga harus ditanggung oleh pemilik klub liga,” tutur Erick.

Daftar Pengurus Yayasan Bakti Sepakbola Indonesia:

Pembina Yayasan:

  1. Taufiequrachman Ruki
  2. Ardan Adiperdana
  3. Rudy Setia Laksmana

Pengawas Yayasan:

  1. Chandra Hamzah
  2. Carlo Brix Tewu
  3. Junas Miradiarsyah

Ketua Yayasan:

  • Erick Thohir

Sekretaris Yayasan:

  • Susyanto

Bendahara Yayasan:

  • Ahmad Zulfikar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya