SOLOPOS.COM - Ilustrasi Liga 1 Indonesia. (Istimewa/ligaindonesiabaru.com).

Solopos.com, SOLO–Kompetisi Liga 1 2023/2024 yang sudah berjalan selama tiga pekan diwarnai sejumlah kericuhan suporter.

Kericuhan itu terjadi di setiap pekan pertandingan. Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan hukuman kepada klub, pemain, dan suporter. Namun, belum ada klub yang dihukum pengurangan poin. Sebelumnya, Ketua Umum Erick Thohir menyatakan klub bisa dikurangi poinnya jika terjadi kericuhan suporter.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Kericuhan teranyar terjadi saat laga Persik Kediri memenangi laga kontra Arema FC pekan ketiga Liga 1 2023/2024 di Stadion Brawijaya dengan skor 5-2, Sabtu (15/7/2023).

Kelompok suporter Persik mengeroyok sejumlah orang yang diduga suporter Arema FC. Korban diduga menyusup ke dalam lapangan. Sesuai aturan Liga 1 musim ini, suporter tim tamu dilarang menghadiri laga.

Video pengeroyokan itu beredar luas di media sosial. Para pelaku menghajar korban secara membabi buta sehingga membuatnya tak sadarkan diri.

Netizen menyayangkan terjadinya peristiwa itu. Mereka menyebut suporter sepak bola tidak belajar dari Tragedi Kanjuruhan, Malang yang mengakibatkan 135 orang meninggal dunia pada 2022 lalu.

Pada pekan pertama, kericuhan suporter terjadi saat laga Persis Solo vs Persebaya di Stadion Manahan Solo yang berakhir 2-3 untuk kemenangan Bajul Ijo.

Ironisnya, kericuhan itu terjadi antarsuporter Persis Solo. Kericuhan di tribune berlanjut hingga luar lapangan. Dua kelompok suporter terlibat bentrok di Karanganyar yang mengakibatkan satu orang luka serius.

pada pekan kedua, kericuhan terjadi suporter terjadi pada laga PSM Makassar kalah 1-2 dari tamunya Dewa United. Kericuhan itu melibatkan kelompok suporter PSM Makassar.

Dikutip dari laman resmi PSSI, pssi.org, Minggu (16/7/2023), Komisi Disiplin PSSI menjatuhkan hukuman kepada klub, panitia pelaksana, dan dua kubuh suporter PSM Makassar buntut dari peristiwa itu pada Kamis (13/7/2023).

Berikut perincian hukuman yang dijatuhkan Komisi Disiplin PSSI:

1. Klub PSM Makassar

  • Nama Kompetisi: BRI Liga 1 2023/2024.
  • Pertandingan: PSM Makassar vs Dewa United FC.
  • Tanggal Kejadian: 8 Juli 2023.
  • Jenis Pelanggaran: terjadi keributan sesama suporter PSM Makassar yaitu PSM Fans dan CSM di tribune selatan serta terjadi saling lempar antara kedua kelompok suporter.
  • Hukuman: sanksi penutupan sebagian stadion (tribune selatan) sebanyak 1 pertandingan saat menjadi tuan rumah, sejak keputusan diterbitkan dan berlaku pada pertandingan terdekat; sanksi denda Rp25.000.000.

2. Panitia Pelaksana Pertandingan PSM Makassar

  • Nama Kompetisi: BRI Liga 1 2023/2024.
  • Pertandingan: PSM Makassar vs Dewa United FC.
  • Tanggal Kejadian: 8 Juli 2023.
  • Jenis Pelanggaran: terjadi keributan sesama suporter PSM Makassar yaitu PSM Fans dan CSM di tribune selatan serta terjadi saling lempar antara kedua kelompok suporter.
  • Hukuman: sanksi denda Rp20.000.000.

3. Suporter PSM Fans (PSM Makassar)

  • Nama Kompetisi: BRI Liga 1 2023/2024.
  • Pertandingan: PSM Makassar vs Dewa United FC.
  • Tanggal Kejadian: 8 Juli 2023.
  • Jenis Pelanggaran: terjadi keributan sesama suporter PSM Makassar yaitu PSM Fans dan CSM di tribune Selatan serta terjadi saling lempar antara kedua kelompok suporter.
  • Hukuman: sanksi larangan menggunakan atribut sebanyak 5 pertandingan home sejak keputusan diterbitkan dan berlaku pada pertandingan terdekat.

4. Suporter CSM (PSM Makassar)

  • Nama Kompetisi: BRI Liga 1 2023/2024.
  • Pertandingan: PSM Makassar vs Dewa United FC.
  • Tanggal Kejadian: 8 Juli 2023.
  • Jenis Pelanggaran: terjadi keributan sesama suporter PSM Makassar yaitu PSM Fans dan CSM di tribune selatan serta terjadi saling lempar antara kedua kelompok suporter.
  • Hukuman: sanksi larangan menggunakan atribut sebanyak 5 pertandingan home sejak keputusan diterbitkan dan berlaku pada pertandingan terdekat.

Perlu diingat, sepak bola Indonesia masih dalam pengawasan FIFA. Pengawasan itu untuk memastikan sepak bola Indonesia benar-benar bertransformasi menjadi lebih baik. FIFA melakukan itu sebagai imbas Tragedi Kanjuruhan tahun lalu.

Kericuhan demi kericuhan yang terjadi pada awal kompetisi ini menunjukkan suporter klub yang terlibat belum dewasa. Sudah semestinya Tragedi Kanjuruhan menjadi pembelaran berharga agar tidak ada lagi nyawa melayang sia-sia di dunia sepak bola Tanah Air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya