SOLOPOS.COM - Pemain Indonesia U-17, Arkhan Kaka (tengah), bersama rekan-rekannya merayakan gol saat melawan Panama dalam laga kedua penyisihan Grup A Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Senin (13/11/2023). (Instagram/timnas.indonesia).

Solopos.com, SOLOPerundungan terhadap para pemain Timnas U-17 Indonesia marak terjadi di media sosial setelah skuad Garuda Muda memetik hasil yang menurut netizen tak sesuai harapan di Piala Dunia U-17 2023.

Kritik keras yang disertai makian itu sangat disayangkan banyak pihak. Perundungan tersebut dapat berdampak buruk kepada perkembangan mental para pemain yang tergolong masih remaja.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Sebagai informasi, Timnas U-17 Indonesia mengemas dua poin hasil dari dua kali imbang pada babak penyisihan Grup A Piala Dunia U-17 2023.

Garuda Muda bermain imbang dengan skor 1-1 saat melawan Panama dan Ekuador.

Hasil imbang tersebut menuai kritik netizen di media sosial. Bahkan, tak jarang kritik yang disampaikan disertai makian.

Pelatih Timnas Indonesia U-17 Bima Sakti, Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri, hingga Fakhri Husaini ikut angkat bicara.

Mereka meminta dukungan masyarakat kepada Garuda Muda, bukan malah memberi tekanan yang akan menjatuhkan mental para pemain.

Psikolog Indonesia U-17 Timnas Afif Kurniawan mengaku heran netizen membandingkan pemain Timnas U-17 Indonesia dengan pemain timnas negara lain yang mereka nilai juga kerap mendapat kritik, tetapi tak ada masalah.

Tidak dimungkiri pemain sepak bola di luar negeri kerap mendapat kritik.

Namun, kritik tersebut ditujukan kepada pemain sepak bola dewasa, bukan kelompok umur.

“Bedanya adalah tidak ada kultur bully di sana [kritik di luar negeri]. Tidak ada abuse kepada pemain. Di media sosial mungkin ada maki-maki, tapi di lingkungan terdekat akan memberikan dukungan dan perlindungan. Lingkungan terdekat pemain ada pelatih dan keluarga,” kata Afif Kurniawan dalam keterangannya yang diterima Solopos.com, Kamis (16/11/2023).

Sejumlah pengamat menilai Timnas U-17 Indonesia berkembang signifikan dalam dua pertandingan terkait. Saat melawan Ekuador, Iqbal Gwijangge dan kawan-kawan sempat kewalahan menghadapi serangan lawan yang tampil agresif.

Namun, situasinya berbeda saat melawan Panama. Tim Garuda Muda mampu memberi tekanan kepada lawan. Beruntung, Timnas Indonesia U-17 tidak menelan kekalahan dalam dua pertandingan tersebut.

Afif menilai komentar negatif di media sosial akan berdampak besar bagi pemain. Namun, para penggawa Timnas U-17 Indonesia beruntung tetap mendapat dukungan dari lingkungan sekitar untuk terus berkembang.

Satu hal yang menjadi sorotan Afif adalah para pemain Timnas U-17 Indonesia memerlukan arahan untuk terus belajar dan berkembang. Dia tidak ingin beban orang dewasa juga ditimpakan kepada tim asuhan Bima Sakti.

“Justru yang mengusik saya adalah kenapa kita tidak bisa melihat itu [memberi arahan agar para pemain berkembang], tapi kita malah mementingkan kekalahan dan kemenangan. Kita harus mementingkan mereka ini dalam proses bertumbuh, karena nanti akan bermain sepak bola sampai mendatang,” ulas Afif.

Dia mempertanyakan alasan memberi beban orang dewasa kepada skuad ini seperti yang dilakukan netizen. Dia berhatap jangan ada beban orang dewasa kepada anak-anak.

“Ini bukan soal ekspektasi, boleh [berharap mereka] memenangi pertandingan. Itu normal. Tapi, memberi beban mereka seperti orang dewasa, itu belum sampai situ,” ucap dosen Universitas Airlangga ini.

Timnas Indonesia U-17 masih akan melakoni laga terakhir Grup A dengan menghadapi Maroko, hari ini, Kamis (16/11/2023) malam. Ini menjadi penentuan terakhir kedua tim untuk menembus fase gugur.

Maroko bisa mendapat poin maksimal enam angka jika mengalahkan Timnas U-17 Indonesia di laga terakhir. Sedangkan, Arkhan Kaka dan kawan-kawan punya kans mengumpulkan total lima poin jika sukses mengandarkan Maroko.

Di sisi lain, kans Ekuador mengakhiri Grup A dengan menduduki posisi teratas masih terbuka lebar. Syaratnya, mereka harus mengalahkan Panama di laga terakhir. Dengan begitu, Ekuador bakal mengoleksi tujuh poin.

Maroko kini ada di posisi kedua dengan tiga poin. Sedangkan Ekuador berada di peringkat teratas berkat koleksi empat angka dalam dua pertandingan. Indonesia berada di peringkat ketiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya