SOLOPOS.COM - Kondisi rumput Stadion Manahan Solo yang berwana hijau tapi tidak merata. (Solopos.com/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO – Stadion Manahan sukses menjadi ajang kualifikasi Piala Asia U-23 yang diikuti tuan rumah Indonesia, Turkmenistan, dan Taiwan. Timnas Indonesia juga sukses lolos ke putaran final Piala Asia U-2023.

Rumput lapangan Stadion Manahan Solo mendapat perhatian dari para penggemar sepak bola. Banyak yang menanyakan kondisi rumput Stadion Manahan yang tidak secantik dulu setelah direnovasi.

Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas

Baik ketika disaksikan langsung di stadion mupun dilihat dari tayangan televisi, rumput Stadion Manahan tidak hijau penuh seperti saat persiapan Piala Dunia U-20 melainkan berwarna hijau kehitaman.

Faktor cuaca jelas berpengaruh, tetapi hal itu tentunya bisa diantisipasi dengan perawatan. Banyak suporter yang menanyakan langkah konsultan rumput Manahan, Rahayu, terkait hal ini.

Saat dimintai konfirmasi, Rahayu, mengatakan sudah tidak mendampingi alias tidak lagi mendapat tugas merawat rumput Stadion Manahan. Saat ini dia membantu pihak Jakarta International Stadium untuk persiapan Piala Dunia U-17 sebagai konsultan grasscover, pencegahan kerusakan dan perbaikan rumput.

Di tayangan televisi, terdapat rumput hijau gelap kehitaman tidak merata di lapangan Stadion Manahan Solo. Rahayu menyebut itu adalah gulma.

“Gulma ini jenis bermuda dan agresif, dan terus mendesak rumput zoysia, pertumbuhan lebih cepat. Ini pemupukan yang tidak tepat baik jenis maupun dosisnya,” kata Rahayu kepada Solopos.com, Rabu (20/9/2023).

Rahayu mengatakan lapangan harus memenuhi dua standar yakni standar fungsional dan standar estetika. Bagi seorang pemain maka standar fungsional seperti daya luncur bola, daya pantul bola, kehalusan lapangan dan ketahanan dari rusak, adalah paling utama yang dibutuhkan.

Sedangkan bagi penonton, aspek estetika tidak kalah pentingnya dibandingkan fungsional. Kedua standar tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Menurutnya, mengelola lapangan butuh pengalaman, pengetahuan yang mencukupi dan rasa seni yang bagus.

“Rumput yang ditanam di Stadion Manahan adalah hasil penelitian saya, sehingga saya sangat paham karakteristiknya. Saya juga siap kembali dipanggil untuk mendampingi Piala Dunia U-17,” kata dia.

Rahayu menambahkan untuk saat ini gulma yang ada sebaiknya tidak dihilangkan dulu. Apabila diambil sebelum Piala Dunia U-17 sebagian lapangan bisa gundul dan rumput zoysia belum menutup sempurna.

“Lagian setelah disulam sintetis, tidak mudah mengelupas dan mengganti rumputnya. Kalau pendapat saya, baiknya dibiarkan saja,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya