SOLOPOS.COM - Pemain PSIS Semarang Carlos Fortes (kiri) dan Boubakary Diarra. (Istimewa/psis.co.id).

Solopos.com, SOLO–Manajemen PSIS Semarang memprotes putusan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terkait hukuman yang dijatuhkan kepada dua legiun asing mereka, Boubakary Diarra dan Carlos Manuel Dos Santos Fortes atau dikenal dengan nama Carlos Fortes.

Putusan Komdis PSSI selama ini dinilai kurang fair karena klub maupun pemain tidak memiliki kesempatan melakukan banding atas putusan yang dijatuhkan.

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Putusan hukuman sepihak itu membuat klub dan pemain mau tak mau harus menjalankannya tanpa bisa melakukan pembelaan.

Putusan itu merujuk pada pertandingan PSIS Semarang saat bertandang ke markas PSS Sleman pada laga pekan keempat Liga 1 2023/2024, Jumat (21/7/2023) lalu. Pada laga yang digelar di Stadion Maguwoharjo Sleman itu kedua tim bermain imbang 2-2.

Dikutip dari laman resmi PSSI, pssi.org, Jumat (27/7/2023), Diarra dilarang bermain satu kali pertandingan terdekat dan didenda Rp10 juta.

Komisi Disiplin PSSI menyatakan pesepakbola berkewarganegaraan Prancis itu melakukan pelanggaran serious foul play yang luput dari perhatian perangkat pertandingan.

Sementara Fortes dilarang bermain di dua pertandingan terdekat dan didenda Rp10 juta. Komdis PSSI menjatuhkan hukuman itu lantaran pesepakbola berkewarganegaraan Portugal itu mendapatkan kartu merah langsung setelah kedapatan menendang pemain PSS Sleman.

Selain Fortes, ada satu pemain PSS Sleman yang diganjar kartu merah yakni Wahyu Setiawan Hamisi. Dia mendapat kartu merah setelah mendapat akumulasi kartu kuning.

“Hukuman itu berdasar hasil sidang Komisi Disiplin PSSI yang digelar 26 Juli 2023,” tulis keterangan PSSI.

Manager Operasional PSIS Wisnu Adi menyayangkan putusan Komdis PSSI tersebut. Menurut dia, putusan itu merugikan pemain dan klub. Dia tak habis pikir putusan Komisi Disiplin PSSI bersifat mutlak karena tak memberi kesempatan upaya banding.

“Kami menyayangkan karena keputusan dari Komdis [PSSI] tidak bisa dilakukan banding dan surat dari Komdis juga sangat mepet dengan pertandingan terdekat sehingga menganggu persiapan tim. Ada apa dengan Komdis?” kata Wisnu Adi dikutup Solopos.com dari laman resmi klub, psis.co.id, Jumat.

Terkait hukuman untuk Fortes, dia menyebut hukuman kartu merah sudah cukup. Menuru Wisnu Adi, Fortes menendang pemain lawan karena terprovokasi oleh pemain lawan.

Setelah kejadian pun tidak ada perilaku buruk lainnya yang membuat gaduh. Oleh karena itu, hukuman tambahan larangan dua pertandingan terdekat dinilainya merugikan.

“Terkait Diarra. Setelah kami pelajari dalam rekaman video yang ada, posisi bertahan dan membuang bola Diarra sudah benar dan kepala pemain lawan yang mendekat ke bola. Tapi kenapa ada hukuman setelah itu,” ulas Wisnu Adi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya