SOLOPOS.COM - Pemain asing Persebaya Surabaya Paulo Victor (kiri) bersama manajer tim Yahya Alkatiri berpose setelah menandatangani kontrak di kantor pemasaran Persebaya, Selasa (10/1/2023). (ANTARA/HO-Official Persebaya)

Solopos.com, SURABAYAManajer Persebaya Surabaya Yahya Alkatiri membeberkan ada tindakan rasisme yang dilakukan suporter saat pertandingan Persija Jakarta vs Persebaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (30/7/2023) lalu.

Tindak rasisme itu dilakukan melalui nyanyian-nyanyian suporter atau chant. Bahkan, Yahya menyebut nyanyian rasis tersebut mengandung unsur ancaman pembunuhan.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Oleh karena itu, Yahya meminta PT Liga Indonesia Baru (LIB) tegas menerapkan peraturan penghentian pertandingan sementara saat terdengar lagu-lagu rasis di dalam stadion.

“Saat di Stadion Gelora Bung Karno kemarin, pada menit ke berapa itu saya sudah meminta pertandingan sementara untuk dihentikan. Itu ancaman karena ini belajar dari kejadian [Tragedi] Kanjuruhan [yang mengakibatkan 135 orang meninggal dunia]. Kalau di kejadian Kanjuruhan waktu kami menjadi saksi di pengadilan, satu pertanyaan saya kenapa waktu ada chant-chant rasis masih dilanjutkan,” kata Yahya di Surabaya dikutip dari Antara, Kamis (3/8/2023).

Menurut dia, seharusnya jika terdengar lagu-lagu rasis yang berkumandang di stadion secara regulasi bisa dihentikan sementara. Yahya saat di GBK) sudah menanyakan tersebut tetapi masih diteruskan.

“Saya sempat menanyakan, LIB ini hanya mau menyelenggarakan pertandingan sampai selesai atau mau faktor keamanannya juga didukung,” imbuhnya.

Yahya melanjutkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Direktur Operasional PT LIB terkait masalah adanya petugas di lapangan yang tidak mengindahkan protesnya.

“Saya sampaikan, kemarin petugas di lapangan ketika saya berbicara seperti itu, dia tidak mengiyakan [menghentikan sementara pertandingan] dan itu beresiko,” ulas Yahya.

Oleh karena itu, manajemen Persebaya Surabaya meminta PT LIB mengevaluasi hal-hal seperti itu karena memang sudah ada regulasinya. Yahya melihat nyanyian di GBK saat itu tak hanya rasis tetapi juga mengandung unsur ancaman pembunuhan.

“Di negara kita, ancaman itu ada pidananya,” ucapnya.

Manejemen Persebaya juga meminta polisi mengecek lagi kamera pengawas di Stadion GBK untuk melihat suporter mana yang menjadi provokator saat pertandingan Persija Jakarta melawan Persebaya Surabaya.

“Yang datang bukan hanya dari Surabaya sama Jakarta saja, ada yang lain. Saya minta pihak Polda Metro Jaya untuk memeriksa CCTV di Stadion GBK, tolong CCTV itu dibuka, siapa provokator-provokator yang ingin membuat sepak bola Indonesia rusak itu ditangkap,” ulas Yahya.

Pada pertandingan yang digelar Minggu (30/7/2023) itu Persija menang 1-0. Kemenangan kedua di musim ini membawa Persija naik ke posisi kelima di klasemen sementara dengan koleksi delapan poin. Sedangkan Persebaya tertahan di posisi ke-15 dengan koleksi lima poin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya